Subscribe:

27 Jul 2011

Internet

Jagad maya kini berlumur luka. Kasus heboh video Ariel Peterpan sudah pasti menimbulkan image buruk terhadap aktivitas berinternet. Ibu ini melarang anaknya pergi ke warnet. Ibu itu sembunyi-sembunyi menggeledah HP si anak, kali saja ada file porno yang tersembunyi. Ibu lain malah tegas-tegas memutus langganan internet di rumahnya. Belum lagi kekalutan orang tua ditambah dengan bermunculannya peristiwa penipuan, penculikan via media-media online macam Facebook atau Messenger. Wajar jika kesimpulan singkat mudah diambil : Internet adalah biang keladi, musuh, iblis, yang bisa merusak moral anak muda!
Di lain pihak, banyak orang yang memanfaatkan internet dengan sehat, bisa berubah hidupnya. Ketersediaan apapun di jagad cyber memungkinkan orang untuk mengembangkan talentanya masing-masing. Dengan pemanfaatan yang sehat, internet bisa menduniakan Anda. From Zero to Hero.
Lalu bagaimana?
Tulisan ini tidak akan memasuki ranah “moral” dan psikologi, terutama dalam memerangi pornografi. Tetapi lebih bersifat sebagai pembelaan, sebagai pengungkapan fakta-fakta positif berinternet yang kadung tenggelam dalam caci maki kekalutan orang tua. Pun bisa dikatakan tulisan ini hanya sekedar sebuah pledoi yang diungkapkan seorang pesakitan yang hampir divonis mati oleh seorang hakim. Dan anggaplah anda - khalayak pembaca - sebagai para juri yang buntutnya bisa memutuskan “Guilty” or “Not Guilty”
Kisah Sukses
Tahun 2005, seorang blogger asal Canada Kyle MacDonald iseng-iseng mem-posting penawaran barter sebuah paper clip warna merah di blog miliknya. Khayalannya hanya satu : memiliki rumah dengan bermodal satu penjepit kertas warna merah via media blog. Dari transaksi barter pertama ia berhasil menukar paper clip tersebut dengan sebuah pulpen model ikan. Demikian seterusnya hingga tidak kurang dari 14 transaksi, sebuah rumah akhirnya ia miliki.
Masih di tahun yang sama, seorang mahasiswa Inggris Alex Tew hampir putus kuliah karena masalah biaya, namun akhirnya sukses mengumpulkan uang $1,037,100 dengan membuat situs iklan di milliondollarhomepage(dot)com. Ia menjual tiap 1 pixel ukuran situsnya seharga 1 dollar
chariceFenomena internet lainnya. Justin Bieber. Bocah 16 tahun yang awalnya hobby mengupload video saat ia bernyanyi via Youtube, lalu tertangkap seorang pencari bakat, kini telah menjadi penyanyi remaja yang paling digilai dimanapun termasuk di Indonesia. Kesuksesannya menembus chart lagu Amerika, setara dengan kesuksesan Stevie Wonder kecil puluhan tahun silam.
Atau, penyanyi Filipina - Charice - yang sukses go International dan sempat tampil di acara sekaliber Oprah Winfrey hingga tiga kali, cuma karena pernah memposting video suaranya di Youtube. Kini karir Charice semakin tertata ketika digaet oleh David “The Hitman” Foster
prita
Di Indonesia, gerakan sosial yang dimotori para facebooker sudah beberapa kali menunjukkan gigi. Koin Prita dan (Alm) Bilqis adalah contoh yang mendapat banyak sorotan media. Sedang di luar negeri, tentu saja kita tidak akan lupa akan keberhasilan Barrack Obamaterpilih menjadi presiden karena ditopang kampanye online via berbagai media :Facebook, YouTube, MySpace, Twitter, Flickr, Digg, BlackPlanet, LinkedIn, AsianAve, MiGente, dan sebagainya.
Daftar nama-nama orang yang mencuat karena aktivitas internet akan semakin panjang ketika kita memasuki dunia bisnis. Ada Mark Zuckerberg, si pendiri sekaligus CEOFacebook, walau usianya baru 26 tahun tapi sudah berkocek U$ 4 milliar per tahun. Tidak ada yang menyangka Mark bisa sesukses ini ketika peluncuran Facebook pertama kali hanya lewat kamar asramanya yang sempit? Atau kisah sukses Google yang di awali oleh dua mahasiswa doktoral universitas Stamford Sergey M. Brin dan Lawrence E. Page, yang memutuskan tidak melanjutkan kuliah dan memulai membangun google dari sebuah garasi sewaan. Kini Google sudah menjadi ibarat dewa di jagat maya dan mereka berdua menjadi langganan daftar orang terkaya dunia versi majalah forbes.
Di Indonesia, perkembangan online marketing juga sedang naik daun. Ada nama Jack Supit pemilik situs Jackbook(dot)com yang dermawan membangikan template-template situs secara gratis. Sebagai seorang internet marketer, Jack bisa menerima upah hingga 11 juta rupiah untuk sebuah artikel yang ia tulis. Kabar terakhir, ia sukses menjual sebuah situsnya seharga hampir 800 juta rupiah. Atau ada anak muda Surabaya, mahasiswa STIKOM, yang ngantor dari kamar pribadinya bermodalkan sebuah notebook, bisa menghasilkan hingga 50 juta perbulan dari beberapa situs yang ia kelola. Cosa Aranda - namanya - kini sedang merintis sebuah perusahaan yang bergerak dalam jasa konsultasi seputar dunia internet marketing
Biang Keladi Masalah : Situs Porno
Banyak surfer-surfer pemula yang mengawali dunia penjelajahannya lewat situs-situs porno. Berapa uang yang dihabiskan untuk sekedar memenuhi hasrat birahi tersebut : entah itu dari warnet dengan mengakses situs-situs porno gratisan hingga mereka yang menghabiskan berjam-jam di dalam kamar pribadi mengkoleksi gambar dan video mesum.
Satu hal yang paling membuat saya enggan mengakses situs macam itu adalah :kerentanan pada virus! Dengan pintar para pengeloa situs tersebut sering menyisipkan malware, spyware, keylogger dan anak cucu-nya. Bayangkan, jika komputer tersebut juga anda gunakan untuk keperluan lain yang menyangkut segi keamanan : internet banking, akun-akun yang berhubungan dengan transaksi online, hingga blogging for marketing sekalipun (keylogger bisa menyusupkan script aneh di situs blog anda hingga blog anda akan mengalami banyak kerugian).
Semua ada di Internet
Semua? Ya semua! Baik itu sampah (situs penipuan, pornografi, judi dsb) hingga sistem kuliah online! Jangankan skor sepakbola yang masih berlangsung, warung kopi enak di plosokanpun masih bisa di”googling”. Jangankan sekedar resep makanan favorit anda, sosok teman sebangku sewaktu masih SD saja masih mungkin kita temukan!
Kita tidak perlu buang biaya pulsa telepon mahal untuk berbicara dengan sanak saudara atau rekan di luar negeri, mulai dari yang sekedar character chat hingga teleconfrence bisa dilakukan via internet. Anda tidak perlu pergi ke toko buku untuk membeli buku incaran anda, cukup baca reviewnya di beberapa situs, lalu order via online, dan paket tiba di rumah.
Ya, satu-satunya yang tidak ada di internet adalah BATAS.
Dunia kini sudah dikendalikan oleh budaya cyber. Siapa yang tidak mengadopsinya akan tergilas oleh zaman. Siapa yang bisa memanfaatkannya - dengan sehat - akan memegang masa depan.


ryan_deckzcaelz

No comments:

Post a Comment