Subscribe:

31 Aug 2011

Selamat Lebaran Idul Fitri 1432 H

Kami segenap jajaran bloger mengucap selamat hari raya idul fitri

mohon maaf lahir dan bathin.......

ryan_deckzcaelz

21 Aug 2011

Mengukur Kecepatan Bandwidth Internet


speed test
Mengukur Kecepatan Akses Internet

Pertanyaan yang lazim ditanyakan para pengguna Internet adalah seberapa besar kecepatan koneksi Internet yang diperoleh dari ISP (Internet Service Provider)? Apakah sesuai dengan yang disewa atau tidak. Pertanyaan seperti itulah yang kerapkali juga singgah kepada  saya. Apalagi dengan banyaknya layanan koneksi internet burstable atau up to, menimbulkan penasaran yang makin besar bagi pelangan internet, untuk mengetahui sebera besar kecepatan koneksi internetnya. Sebenarnya mengukur kecepatan akses internet bisa dikatakan sederhana tetapi ada beberapa parameter yang terkadang membuat rancu dan menimbulkan perdebatan. Sehingga perlu dipahami ukuran – ukuran  kecepatan akses internet.
Hal pertama yang perlu disepakai dalam menentukan kecepatan akses internet adalah ukuran baku dalam menentukan besaran badwidth yang disewa. Ukuran umum untuk menentukan bandwidth adalah bps (bit per second) bukan byte per second. Misalnya kita berlangganan 512 kbps (baca 512 kilo bit per second).  Nilai 1 Bype = 8 bit, sehingga 512 kbps =  64 kBps. Sehingga dengan besar bandwidth yang disewa sebesar itu kecepatan koneksi internet yang kita peroleh dalam melakukan download adalah 64KBps.
Hal yang kedua adalah berapa besar bandwidth yang disewa dari provider dan paket apa yang disewa. Ini juga akan mempengaruhi hasil pengukuran kecepatan akses internet. Beberapa paket yang lazim digunakan :
- Paket Dedicated rasio 1:1, Misal pelanggan berkangganan internet dedicated 512kbps 1:1, maka Bandwidth 512 kbps menjadi hak penuh satu pelanggan dan tidak dibagi dengan pelanggan lain.
- Paket Dedicated rasio 1:2, misal pelanggan berlangganan internet dedicated 512 kbps 1:2, maka bandwidth 512 kbps dipakai secara bersamaan  untuk dua pelanggan. dua pelanggan bersaing dalam menggunakan bandwidth 512 kbps. Semakin besar pembaginya semakin menurun bandwidth yang diperoleh, namun semakin murah harganya.
Paket Burstable atau Up tosejumlah bandwith dengan ukuran tertentu dibagi pakai untuk banyak pelanggan. Misal paket Up to 1 Mbps. Satu pelanggan bisa memperoleh bandwidth sampai satu mega bit per second, tetapi biasanya tidak ada garansi minimal bandwidth yang diperoleh. Contoh paket ini adalah telkom speedy. Jadijangan berharap terlalu banyak memperoleh nilai ukur yang sebesar maksimal yang diberikan. Kalau bisa sampai maksimal keuntungan bagi anda. Dengan lebih sering mengukur kecepatan akses internet paket ini dapat memberikan gambaran rata-rata kecepatan yang diperoleh.
Setelah beberapa hal diatas kita mengerti dan fahami saatnya mengukur kecepatan internet. Seberapa jauh kecepatan akses internet antara harapan dan kenyataan dapat dimengerti. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, masing-masing cara memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut saya pakailah beberapa cara dan lakukan dalam beberapa kali pengukuran. Kesimpulan bisa diambil jika sudah dilakukan pengukuran beberapa kali.
1. Test Download File yang cukup besar dari beberapa server tertentu.
Melakukan test download merupakan cara mengukur kecepatan akses internet yang simple dan cukup realible. Hasilnya dapa t dilihat dengan melihat transfer rate pada pop-ip windows.
Saya contohkan downlod dari :  http://www.kernel.org/pub/linux/kernel/v2.6/linux-2.6.11.7.tar.gz
File kernel Linux sebesar 44,4 Mb.
Anda Bisa melakukan download file lain yang lebih besar misal video dari server lain atau dari Rapidshare, search file yang akan di download melalui INEEDFILE. Lokasi mencari file untuk di download yang cukup bisa diandalkan, selain torent search. Contoh Result dari Kernel.org ada di gambar bawah:
Diperoleh transfer rate sebesar 119 KB/Sec, ingat satuannya adalah Byte Per Second, yang berarti Banhwidth yang diperoleh dari ISP adalah 119 KBps x8 = 952 kbps.

Speed Test Download Kernel Linux
Hasil Mengukur Akses Internet Download Kernel Linux

2. Tes speed Test dari server penyedia tool untuk bandwidt testing, misal speedtest.net.
Pengukuran melalui speedtest.net bisa memilih tujuan server untuk melakukan tes kecepatan bandwidth Hasilnya berupa nilai kecepatan upload dan download, seperti gambar yang saya coba test ke server di USA. Mengukur kecepatan akses internet dengan cara ini juga cukup bagus.


Speed Test
Hasil Mengukur Kecepatan Akses Internet Dari speedtest.net


3. Menggunakan Software-software pengukur Kecepatan.
Banyak software yang bisa dipakai untuk mengukur kecepatan akses internet,contohny adalah:
DU Meter, berbayar tetapi bisa mencoba versi trial.
3. Dengan Tool tester yang disediakan oleh provider internet atau Volunter, Ada banyak penyedia Internet Speed test server selain no 2 diatas, baik di dalam maupun diluar Indonesia. Mengukur kecepatan akses internet dari server-server ini menunjukkan kualitas link dari tempat anda ke Server tersebut. Bila kita berlangganan speedy dan melakukan tes bandwidth ke server speedy bisa jadi hasilnya akan berbeda dengan mengukur kecepatan akses internet di server lain.
Bandwidth Test Indonesia.
BandwidthTest Luar Indonesia:

Perancangan IP address


Gimana sih cara menentukan IP address ke komputer-komputer di jaringan, apa asalan (terserah kita) aja? Ya enggak dong… Begini caranya : 
Sebelumnya perhatikan gambar ini dulu … jaringan1.jpg
Maksud gambar di atas begini, …
Gambar 1 :
Jaringan komputer ada yang jenis private dan ada yang jenis public. Dari namanya saja jelas bahwa jaringan private berarti jaringan yang cakupan aksesnya terbatas (untuk kalangan tertentu) sedangkan jaringan publik cakupannya lebih luas (bahkan bisa dipakai untuk umum) .
Gambar 2 :
Dari Gambar 1 dan 2 jika dikaitkan dapat dijelaskan, bahwa jaringan private umumnya dibangun dengan teknologi LAN, sedangkan jaringan publik menggunakan teknologi WAN. (Apa itu teknologi LAN dan WAN pada kesempatan lain akan dijelaskan)
Gambar 3 :
Dari gambar 1, 2 dan 3 akhirnya dapat dijelaskan bahwa jaringan untuk sebuah perusahaan (atau sebuah instansi, perkantoran atau satu kampus) umumnya dibuat bersifat private (seperti yang telah dijelaskan hanya kalangan perusahaan itu saja yang boleh bergabung) dan menggunakan teknologi LAN. Sedangkan jaringan Internet adalah contoh dari jaringan publik (siapa saja boleh gabung, asal … apa ya?), dan sistemnya dibangun dengan teknologi WAN.  
Akhirnya dari keseluruhan gambar di atas kita dapat simpulkan begini :
Komputer-komputer (atau disebut juga host kalau pada jaringan) yang berada pada LAN selalu (dianjurkan) menggunakan IP jenis private sedangkan host  yang berada pada WAN (dalam hal ini internet) selalu (bahkan kalo ini tidak sekedar dianjurkan tapi diwajibkan) menggunakan IP jenis publik.
Apa itu IP private dan IP publik ?(Kalau anda bertanya seperti ini bagus, artinya anda mengikuti alur penjelasan di atas) 
Begini, IP private adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya tidak perlu diregistrasi sebab oleh router (ini semacam penggiring bola di internet) IP jenis ini tidak akan diteruskan kemana-mana. Sedangkan IP publik adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya harus diregistrasi (ke badan penyalur IP address tentunya, maksudnya supaya tidak bentrok) karena IP ini dapat berkeliaran di lalu lintas jaringan internet melewati router-routernya.
Intinya dapat juga dikatakan begini : Komputer yang menggunakan IP private tidak dikenal di internet sedangkan yang menggunakan IP publik dapat dikenal di internet. Yang termasuk IP private adalah yang masuk dalam kelompok berikut :
10.0.0.1   s/d  10.255.255.254
172.16.0.1  s/d  172.31.255.254
192.168.0.1  s/d  192.168.255.254 
Sedangkan yang termasuk IP Publik adalah selain dari range di atas (nanti akan dijelaskan bahwa ada pengecualian yang lain).  Makanya, saat anda membangun LAN komputer-komputernya selalu diberi IP jenis private dan saat ada komputer tertentu yang akan dihubungkan langsung ke internet, maka mau tidak mau komputer tersebut harus diberi IP publik. Lalu, apakah komputer yang terlanjur (atau terpaksa kali ya ?) diberi IP private tersebut menjadi tidak dapat terhubung ke internet selamanya ? Untung saja jawabannya : tidak. Maksudnya ada cara tertentu (jurus kali ya?) agar komputer-komputer LAN tersebut dapat terhubung ke internet. Gimana dong caranya ?
Ada teknologi (umumnya berbentuk software) yang disebut NAT, singkatan dari : Network Address Translation. NAT dapat ‘merekonstruksi’ (translasi) IP private tadi menjadi IP publik sebelum dikirim ke internet (melalui router tentunya). jaringan2.jpg
Bagaimana proses translasi (artinya semacam ‘perubahan’) dari IP private menjadi IP publik tadi oleh NAT ?
Ada beberapa metoda, tapi kurang relevan kalau dijelaskan di sini, nanti jadi panjang lebar. Kita fokus dulu ke masalah IP address di LAN tadi.
Kenapa IP di LAN ‘harus’ (sebenarnya enggak harus juga sih) menggunakan IP Private ? Jawabannya, pertama agar pemilik LAN tidak perlu repot-repot mengurus pendaftaran (registered) IP yang akan digunakan oleh komputer-komputer LAN. Kasihan sekali kita jika setiap kali mau membuat LAN harus minta-minta IP address dulu ke “depkominfo” misalnya. Kedua dalam rangka menghemat penggunaan IP publik di internet. Sebab jika semua komputer yang terhubung ke internet menggunakan IP publik, bisa cepat habis tuh jatah bagi-bagi IP publik –nya (sekarang aja hampir habis, makanya muncul ‘ide’ IPV6). Perlu diperjelas di sini bahwa IP private untuk masing-masing LAN yang terhubung ke internet, dalam hal ini boleh sama, jadi IP private gak bakalan habis. Lalu apa bedanya komputer yang terhubung ke internet menggunakan IP private dengan yang menggunakan IP Publik? (Kok jadi cerita internet ya ?). Tapi itu pertanyaan bagus dan tentu ada jawabannya… Mau tau jawabannya…? (jadi kayak ngajar di kelas, gaya dia eh aku ya kira-kira begitu)Jawabannya begini : (Wah ini kan tugas ke mahasiswa untuk minggu depan, mudah-mudahan kalian pada gak baca artikel ini ya..).
Komputer yang terhubung ke Internet dengan IP publik dapat mengakses dan diakses dari mana saja oleh komputer lain di internet, sedangkan komputer yang menggunakan IP Private hanya dapat mengakses, tetapi tidak dapat diakses melalui internet secara langsung. Teori dasarnya begitu, tapi sama teknologi yang namanya PAT prinsip ini nanti bisa di “wes ewes ewes” alias dilabraknya (kasihan deh lo teori).
Wah, apalagi tu PAT ? Langsung aja ya, singkatan dari Port Address Translation. Silahkan browse di internet tentang “makhluk” (maksudnya PAT) ini.
Sebagai pelengkap perlu ditambahkan bahwa komputer yang terhubung ke internet dengan IP private akan memberikan efek “imun” ( kebal) terhadap kemungkinan serangan dari pecundang-pecundang (hacker-cracker) atau jelasnya dapat menambah fasilitas sekuriti komputer. Nah untuk yang satu ini ‘enaknya’ kita bahas di kuliah (pembahasan) “Sekuriti komputer” aja ya … 
Kesimpulan pembahasan kita kira-kira begini :
Untuk jaringan LAN sebaiknya (dianjurkan) gunakan IP private, terserah mau pakai range yang mana dari 3 kelompok range yang telah disebutkan di atas Untuk terhubung ke internet mau tidak mau komputer harus menggunakan IP publik, atau melalui teknologi NAT atau PAT atau … (apa ada teknologi lain ya?) 
Akhirnya : (Capek juga ya…)
Jika perusahaan anda membutuhkan IP publik yang cukup banyak (karena perusahaan anda “kaya” tentunya atau jangan-jangan “provider”), biasanya akan diberi IP dalam 1 blok (maksudnya 1 Network ID). Jika ternyata LAN yang dibutuhkan perusahaan anda banyak (lebih dari 1), tentu “semestinya” anda eh perusahaan anda harus membeli beberapa blok IP address. Wah gak mungkin dong, sekaya-kaya perusahaan emang duitnya untuk beli IP saja.


ryan_deckzcaelz